Akhirnya,hari ini datang...
“Membiarkanmu terus terpuruk bukanlah
jalan keluar. Bangkitlah! Bangkit! Ya benar,masa lalu bukan lah untuk dilupakan
jadikan itu sebuah pembelajaran agar kelak kau tak lagi jatuh ditempat yang
sama bak keledai” Ujar Nayla kepadaku dengan suara lantang. “Tak bisa nay tak
bisa banyak waktu yang sudah kujalani bersama namun ku sia siakan itu” Jawabku.”Dia
sudah tak lagi ada untukmu,dia tak lagi ada untuk masa depanmu kelak ”Lanjut
nayla dengan suara lantang.
Mentari perlahan mulai pergi ke ufuk
timur disertai beberapa orang yang beranjak sore itu
“Lihat dirimu,dulu kau sangat periang meski
dia tak disampingmu” ujar Nayla dengan suara yang tak lagi lantang. “Dulu aku
berfikir dia akan selalu setia dengan segala tingkah lakuku terhadapnya”
jawabku dengan meneteskan air mata. “Jangan bersedih,mungkin kau akan
mendapatkan yang lebih baik darinya.Yang tak membuatmu mencari kesenangan lain
yang tak ada didirinya,yang tak membuatmu merasa terganggu ketika ia ingin tau
keberadaanmu,yang tak membuatmu merasa kesal ketika ia menanyakan kabarmu dan
yang tak membuatmu sedih karna cintamu tak dibalas” Ucap Nayla seraya menghapus
air mataku. “Aku sangat menyesal nay,aku sangat sedih sekarang.Aku mau disini
dan aku mau merasakan bagaimana menunggu kabar dari seorang yang
dicintainya”Jawabku dengan air mata yang terus jatuh membasahi pipi. “Sudah
kumohon hentikan tangisanmu,itu tak berarti dan tak membuatnya kembali
kepadamu.Aku yakin didalam hatinya dia sangat sayang kepadamu dan ini surat yang
ia titipkan kepada ku untukmu beberapa hari yang lalu”Ujar nayla sambil
memberikan surat kepadaku dan dengan segera aku membacanya
“Aku tau betapa mengganggunya aku untukmu,aku
tau betapa tak pentingnya kabar ku untukmu.Tapi yang harus kau tau,kabarmu selalu
aku nanti di setiap saat aku menanyakannya,maaf aku tak memberi tau mu tentang
sakitku dan umurku yang tak lama lagi ini aku tak mau kau khawatir untuk
pertama kalinya tentang aku dan maaf aku tak selalu ada untukmu tapi kau tak
perlu risau karna aku selalu sayang kepadamu.
Salam sayang dariku”
Akhirnya hari ini datang dimana aku tersadar
akan besarnya makna dari kata setia,aku sering mendengar bahkan mengucapkannya
tapi aku lupa untuk bertindak sesuai arti dari sucinya kesetiaan.Aku merasakan
bagaimana menyesalnya telah mengacuhkan seseorang yang memberikan perhatian
lebih namun aku acuhkan begitu saja dan
seketika itu aku menangis dan tubuh ku semakin lemas hingga aku tak sadarkan
diri tepat di samping batu nisannya.