Bab 5
MENDESAIN PRODUK, MEREK, KEMASAN DAN LAYANAN
LATAR BELAKANG
Latar belakang penulisan bertujuan untuk menyelesaikan
tugas mata kuliah Dasar Pemasaran yang diberikan Bpk Fitriansyah Hambali, SE,
MM.
RUMUSAN MASALAH
1.
Arti
Produk
2.
Penggolongan
Produk
3.
Strategi dan keputusan merek dan kemasan
4.
Keputusan
pelayanan
5.
Produk
individual dan lini produk
ANALISIS
1. Arti Produk
Dalam bisnis, produk
adalah barang
atau jasa
yang dapat diperjualbelikan. Dalam marketing,
produk adalah apapun yang bisa ditawarkan ke sebuah pasar dan bisa memuaskan
sebuah keinginan atau kebutuhan.Dalam tingkat pengecer,
produk sering disebut sebagai merchandise. Dalam manufaktur,
produk dibeli dalam bentuk barang mentah dan dijual sebagai barang jadi.
Produk yang berupa barang mentah seperti metal atau hasil pertanian sering pula
disebut sebagai komoditas.Kata produk berasal dari bahasa Inggris product yang berarti "sesuatu yang diproduksi oleh tenaga kerja atau sejenisnya".Bentuk kerja dari kata product, yaitu produce, merupakan serapan dari bahasa latin prōdūce(re), yang berarti (untuk) memimpin atau membawa sesuatu untuk maju. Pada tahun 1575, kata "produk" merujuk pada apapun yang diproduksi ("anything produced").Namun sejak 1695, definisi kata product lebih merujuk pada sesuatu yang diproduksi ("thing or things produced"). Produk dalam pengertian ekonomi diperkenalkan pertama kali oleh ekonom-politisi Adam Smith. Dalam penggunaan yang lebih luas, produk dapat merujuk pada sebuah barang atau unit, sekelompok produk yang sama, sekelompok barang dan jasa, atau sebuah pengelompokan industri untuk barang dan jasa.
2. Penggolongan Produk
1. Berdasarkan wujudnya, produk dapat diklasifikasikan ke dalam dua kelompok utama, yaitu:
a) Barang
Barang merupakan produk yang berwujud fisik, sehingga bisa dilihat, diraba atau disentuh, dirasa, dipegang, disimpan, dipindahkan, dan perlakuan fisik lainnya.
b) Jasa
Jasa merupakan aktivitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual (dikonsumsi pihak lain). Seperti halnya bengkel reparasi, salon kecantikan, hotel dan sebagainya. Kotler (2002, p.486) juga mendefinisikan jasa sebagai berikut : “ Jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apa pun. Produknya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan dengan suatu produk fisik.
2. Berdasarkan aspek daya tahannya produk dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
a. Barang tidak tahan lama (nondurable goods)
Barang tidak tahan lama adalah barang berwujud yang biasanya habis dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali pemakaian. Dengan kata lain, umur ekonomisnya dalam kondisi pemakaian normal kurang dari satu tahun. Contohnya: sabun, pasta gigi, minuman kaleng dan sebagainya.
b. Barang tahan lama (durable goods)
Barang tahan lama merupakan barang berwujud yang biasanya bisa bertahan lama dengan banyak pemakaian (umur ekonomisnya untuk pemakaian normal adalah satu tahun lebih). Contohnya lemari es, mesin cuci, pakaian dan lain-lain.
3. Berdasarkan tujuan konsumsi yaitu
didasarkan pada siapa konsumennya dan untuk apa produk itu dikonsumsi, maka produk diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:
a) Barang konsumsi (consumer’s goods)
Barang konsumsi merupakan suatu produk yang langsung dapat dikonsumsi tanpa melalui pemrosesan lebih lanjut untuk memperoleh manfaat dari produk tersebut.
b) Barang industri (industrial’s goods)
Barang industri merupakan suatu jenis produk yang masih memerlukan pemrosesan lebih lanjut untuk mendapatkan suatu manfaat tertentu. Biasanya hasil pemrosesan dari barang industri diperjual belikan kembali.
Menurut Kotler (2002, p.451), ”barang konsumen adalah barang yang dikonsumsi untuk kepentingan konsumen akhir sendiri (individu dan rumah tangga), bukan untuk tujuan bisnis”. Pada umumnya barang konsumen dibedakan menjadi empat jenis :
a) Convenience goods
Merupakan barang yang pada umumnya memiliki frekuensi pembelian tinggi (sering dibeli), dibutuhkan dalam waktu segera, dan hanya memerlukan usaha yang minimum (sangat kecil) dalam pembandingan dan pembeliannya. Contohnya antara lain produk tembakau, sabun, surat kabar, dan sebagainya.
b) Shopping goods
Barang-barang yang dalam proses pemilihan dan pembeliannya dibandingkan oleh konsumen diantara berbagai alternatif yang tersedia. Contohnya alat-alat rumah tangga, pakaian, furniture, mobil bekas dan lainnya.
c) Specialty goods
Barang-barang yang memiliki karakteristik dan/atau identifikasi merek yang unik dimana sekelompok konsumen bersedia melakukan usaha khusus untuk membelinya. Misalnya mobil Lamborghini, pakaian rancangan orang terkenal, kamera Nikon dan sebagainya.
d) Unsought goods
Merupakan barang-barang yang tidak diketahui konsumen atau kalaupun sudah diketahui, tetapi pada umumnya belum terpikirkan untuk membelinya. Contohnya asuransi jiwa, ensiklopedia, tanah kuburan dan sebagainya.
3. Strategi dan keputusan merek dan kemasan
MERK
Merk
adalah nama, istilah, tanda, simbol, desain, atau suatu kombinasi dari
atribut-atribut produk yang dapat memberikan identitas kepada suatu barang dan
membedakan barang tersebut dengan barang yang lainnya. Setiap barang memiliki
merk yang berbeda-beda, begitu juga fungsi merk bagi pembeli, produsen, maupun
pedagang. Beberapa fungsi merk, yaitu:
Ø Bagi Pembeli: sebagai dasar
penentuan pilihan, jaminan kualitas, kepuasan
Ø Bagi Produsen: sebagai identitas,
promosional, membangun citra produk, dan mengendalikan pasar
Ø Bagi Pedagang: untuk pengendalian
persediaan, prestos, dan kompetitif
Strategi pengembangan merk,
yaitu:
Ø Line extension/Perluasan lini
produk
Strategi ini menggunakan nama
merek yang sudah ada ditambahkan variasi seperti diubah ke dalam bentuk
baru, ukuran kemasan yang berbeda, warna dan rasa yang baru namun masih dengan
nama merek yang sama.
Ø Brand extension/Perluasan merek
Strategi ini menggunakan nama
merek yang sudah ada dikembangkan dan diperkenalkan untuk meluncurkan produk baru
atau produk modifikasi.
Ø Multi brand/Aneka merek
Strategi ini memperkenalkan
banyak merek baru namun masih dalam kategori produk yang sama.
Ø New brand/Merek baru
Pada strategi ini adalah
meluncurkan merek yang benar-benar baru untuk kategori produk yang baru juga
bagi perusahaan.
KEMASAN
Menurut Kotler, Packaging merupakan proses yang berkaitan
dengan perancangan dan pembuatan wadah atau pembungkus suatu produk. Fungsi
dari kemasan, yaitu:
Ø Pelindung isi (dari kerusakan, kehilangan,
dsb)
Ø Kemudahan menggunakan produk
(alat pemegang, tidak tumpah)
Ø Pemakaian ulang (dapat diisi
kembali, untuk wadah lain)
Ø Daya tarik (artistic, warna, atau
desain)
Ø Identitas (berkesan kokoh,
lembut, atau mewah)
Ø Distribusi (mudah disusun,
dihitung, atau dipindahkan)
Ø Informasi (informasi isi,
pemakaian, kualitas)
Ø Pengembangan (kemajuan teknologi,
daur ulang)
Untuk
meningkatkan penjualan, perusahaan harus memberikan keunikan atau ciri khas
dari produk. Salah satunya yaitu kemasan produk yang mempunyai peranan penting
dalam penjualan. Dimana kemasan bukan hanya sebagai pembungkus, tetapi juga
bisa dijadikan sebagai salah satu alat promosi efektif yang dapat memberikan
informasi kepada konsumen mengenai produk perusahaan. Untuk itu dalam membuat
kemasan harus dibuat sebagus mungkin. Salah satu alasan konsumen tertarik
membeli produk dikarenakan kemasan yang menarik.
Memang
kemasan kini disadari oleh produsen bukan lagi hanya memiliki fungsi melindungi
dan membungkus produk. Persaingan produk yang semakin ketat di pasar
mengharuskan produsen untuk berfikir keras meningkatkan fungsi kemasan untuk
dapat memberikan daya tarik kepada konsumen melalui aspek artistik, warna,
grafis, bentuk maupun desainnya. Banyak konsumen yang membeli secara sadar akan
suatu produk karena tertarik pada suatu produk karena alasan warna, bentuk dari
kemasan. Belum lagi konsumen yang membeli karena impulse buying, gara-gara
menariknya desain, atau bentuk kemasan suatu produk. Sehingga kemasan menjadi
sangat efektif untuk mendorong konsumen membeli suatu produk.
Melalui
kemasan produk, image produk juga dapat dibentuk misalnya sebagai produk
yang kokoh, awet, mewah atau tahan lama. Sehingga konsumen akan memilih suatu
produk karena sesuai syarat yang akan dibeli misalnya produk yang tahan lama,
tidak mudah rusak dan terjaga kualitasnya. Konsumen seringkali membeli suatu
produk tidak untuk segera dikonsumsi tetapi untuk persediaan, sehingga ia
membutuhkan produk yang terlindungi secara baik isinya, dari kerusakan,
berkurangnya isi dan pengaruh cuaca. Dari sisi distribusi, kemasan juga
memegang peranan penting karena dengan kemasan produk akan mudah disusun,
dihitung, ditangani dan disalurkan secara lebih baik dan cepat. Kemudahan dalam
distribusi menjadikan kemasan didesain tertentu dan dengan ukuran yang mudah
untuk dipindahkan dari suatu tempat ke tempat lainnya.
5. Produk individual dan lini
produk
- Level Produk
Dalam
merencanakan tawaran pasar, pemasar perlu berpikir melalui lima level produk.
Tiap level menambahkan lebih banyak nilai pelanggan dan kelimanya membentuk
hierarki nilai pelanggan.
Lima level produk :
1. Manfaat
inti (core benefit), yaitu jasa atau
manfaat dasar yang sesungguhnya dibeli oleh pelanggan.
2. Produk
dasar (basic product)
3. Produk
yang diharapkan (expected product),
serangkaian atribut dan kondisi yang biasanya diharapkan oleh para pembeli
ketika membeli produk itu.
4. Produk
yang ditingkatkan (augmented product)
yang melampau harapan pelanggan.
5. Produk
potensial (potential product) yang
mencakup semua peningkatan dan transformasi yang pada akhirnya akan dialami
produk tersebut di masa depan.
- Hierarki Produk
Tiap
produk berkaitan dengan produk-produk lain tertentu. Hierarki produk terentang
mulai dari kebutuhan dasar sampai produk-produk khusus yang memuaskan kebutuhan
khusus.
Tujuh level hierarki
produk :
1. Rumpun
kebutuhan (need family) : kebutuhan
inti yang mendasari keberadaan suatu kelompok produk
2. Rumpun
produk (product family) : semua kelas
produk yang dapat memenuhi semua kebutuhan inti dengan efektifitas yang
memadai.
3. Kelas
produk (product class) : sekelompok
produk dalam rumpun produk yang diakui mempunyai persamaan fungsional
4. Lini
produk (product line) : sekelompok
produk dalam suatu kelas produk yang berkaitan erat karena produk-produk itu
melaksanakan fungsi yang serupa, dijual pada kelompok pelanggan yang sama,
dipasarkan melalui saluran distribusi yang sama, atau berada dalam rentang
harga tertentu.
5. Jenis
produk (product type) : sekelompok
produk dalam lini produk yang sama-sama memiliki sejumlah kemungkinan bentuk
produk.
6. Merek (brand) : nama yang diasosiasikan dengan
satu atau beberapa produk dalam lini produk, yang digunakan untuk
mengidentifikasi sumber atau karakter produk tersebut.
7. Unit
produk(item, juga disebut stockkeeping
unit atau product variant) : satu unit tersendiri dalam suatu merek atau lini
produk yang dapat dibedakan menurut ukuran, harga, penampilan, atau atribut
lain.
Ada dua istilah lain yang
sering digunakan berkenaan dengan hierarki produk.
1. Sistem
produk (product system) adalah
sekelompok produk yang berbeda tetapi saling berhubungan yang berfungsi dengan
cara saling melengkapi. Misalnya, Nikon Company menjual kamera beserta satu set
lensa, filter dan pilihan lain yang membentuk suatu sistem produk.
2. Bauran
produk (product mix atau product assortment) merupakan rangkaian
dari seluruh produk dan varian produk yang ditawarkan satu penjual tertentu
kepada para pembeli.
- Klasifikasi Produk
Pemasar
biasanya mengklasifikasikan produk berdasarkan karakteristik produk : daya tahan,
keberwujudan, dan penggunaan (konsumen atau industri). Tiap jenis produk
memiliki strategi bauran pemasaran yang sesuai.
a. Klasifikasi
Daya Tahan dan Keberwujudan
Produk
dapat diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok menurut daya tahan dan wujudnya :
1. Barang
yang tidak tahan lama (nondurable goods)
: adalah barang berwujud yang biasanya dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali
penggunaan.
2. Barang
tahan lama (durable goods) : adalah
barang berwujud yang biasanya dapat digunakan berkali-kali.
3. Jasa (service) : jasa bersifat tidak berwujud,
tidak dapat dipisahkan, dan mudah habis.
b. Klasifikasi
Barang Konsumen
Banyaknya
jenis barang yang dibeli konsumen dapat diklasifikasikan berdasarkan kebiasaan
berbelanja konsumen, yaitu :
1. Barang
kenyamanan (convenience) : adalah
barang-barang yang biasanya sering dibeli konsumen, segera, dan dengan usaha
yang minimum. Contohnya, surat kabar, rokok, sabun dsb.
Barang
convenience terbagi atas :
a. Barang kebutuhan
sehari-hari (staples) : adalah barang
yang dibeli konsumen secara teratur. Contohnya : sikat gigi, sabun dsb.
b. Barang
dadakan (impulse) : barang yang
dibeli berdasarkan keinginan seketika, tanpa perencanaan atau usaha pencarian.
Contoh : permen dsb.
c. Barang
darurat (emergency) : adalah barang
yang dibeli saat kebutuhan itu mendesak. Contoh : payung, jas hujan dsb.
2. Barang
belanjaan (shopping) : adalah
barang-barang yang karakteristiknya dibandingkan berdasarkan kesesuaian,
kualitas, harga, dan gaya dalam proses pemilihan dan pembelian. Contohnya
furniture, pakaian, mobil bekas, dsb.
Barang
shopping terbagi atas :
a. barang
homogen : memiliki mutu yang serupa tetapi mempunyai harga yang cukup berbeda
sehingga dapat dijadikan alasan perbandingan dalam berbelanja.
b.
Barang heterogen : berbeda dalam keistimewaan dan jasa produk yang mungkin
lebih penting daripada harganya.
3. Barang
khusus (specialty goods) : adalah
barang-barang dalam karakteristik unik atau identifikasi merek dimana untuk
memperoleh barang itu sekelompok pembeli yang cukup besar bersedia melakukan
usaha khusus untuk membelinya. Contoh mobil mewah, jas khusus pria dsb.
4. Barang
yang dalam kondisi normal tidak dicari (unsought)
: adalah barang-barang yang tidak diketahui konsumen atau diketahui namun
secara normal konsumen tidak berpikir untuk membelinya. Contoh. Tanah kuburan,
asuransi jiwa, ensiklopedia dsb.
4. Klasifikasi Barang Industri
Tiga
kelompok barang industri :
- Bahan baku dan suku cadang (materials & parts) : adalah barang-barang yang sepenuhnya memasuki produk yang dihasilkan. Terbagi atas dua kelas :
a. Bahan
mentah : Bahan mentah terbagi atas dua kelas utama :
1) Produk
pertanian misalnya gandum, padi, kapas, ternak, dsb.
2) Produk alam
misalnya ikan, kayu, minyak mentah, biji besi, dsb.
b. Bahan
baku dan suku cadang hasil manufaktur : Dibagi atas dua kategori :
1) Bahan baku
komponen misalnya, besi, kabel, semen, dsb.
2) Suku cadang
komponen misalnya, motor kecil, ban, cetakan, dsb.
- Barang modal (capital items) : adalah barang-barang tahan lama yang memudahkan pengembangan dan atau pengelolaan produk akhir. Terbagi atas dua kelompok :
a.
Instalasi, Instalasi terdiri dari :
1)
Bangunan misalnya pabrik dan kantor
2)
Peralatan misalnya generator, bor, lift, dsb.
Instalasi
merupakan pembelian yang besar. Instalasi biasanya dibeli langsung dari
produsennya.
b. Peralatan
Meliputi
peralatan dan perkakas pabrik yang dapat dibawa-bawa misalnya perkakas
pertukangan, truk pengangkut serta peralatan kantor misalnya PC dan meja.
Peralatan
memiliki umur yang lebih singkat dibandingkan instalasi tetapi umurnya lebih
panjang dibandingkan perlengkapan operasi.
- Perlengkapan dan Jasa Bisnis : adalah barang dan jasa tidak tahan lama yang membantu pengembangan dan atau pengelolaan produk akhir.
Perlengkapan ada dua jenis
:
a.
Perlengkapan operasi misalnya pelumas, batu bara, kertas tulis, pensil, dsb.
b. Barang
untuk pemeliharaan dan perbaikan misalnya cat, paku, sapu dsb.
Perlengkapan ekuivalen
dengan barang convenience dalam bidang industri ; perlengkapan biasanya dibeli
dengan usaha minimum berdasarkan pembelian ulang langsung.
Jasa bisnis meliputi :
a. Jasa
pemeliharaan dan perbaikan misalnya membersihkan jendela, reparasi mesin tik,
dsb.
b. Jasa
konsultasi bisnis misalnya konsultasi manajemen, hukum, iklan, dsb.
- Bauran Produk
Bauran
produk (product mix, juga disebut product assortment) : adalah kumpulan
dari semua produk dan unit produk yang ditawarkan penjual tertentu kepada
pembeli. Misalnya kodak terdiri atas dua lini produk utama : produk informasi
dan produk citra. Michelin memiliki tiga lini produk : ban, jasa, dan
pemeringkat restoran.
Bauran produk suatu
perusahaan memiliki lebar, panjang, kedalaman dan konsistensi tertentu :
- Lebar bauran produk mengacu pada berapa banyak macam lini produk perusahaan itu.
- Panjang bauran produk mengacu pada jumlah unit produk dalam bauran produknya.
- Kedalaman bauran produk mengacu pada berapa banyak varian yang ditawarkan tiap produk dalam lini tersebut.
- Konsistensi bauran produk mengacu pada seberapa erat hubungan berbagai lini produk dalam hal penggunaan akhir, persyaratan produksi, saluran distribusi, atau hal lainnya.
REFERENSI
http://artikelbaden.blogspot.com/2012/06/mengelola-lini-produk-dan-merek-produk.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar